Pesta demokrasi rakyat Indonesia yang
tergelar pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada tanggal 15
Februari 2017 berjalan aman dan tertib di seluruh wilayah Indonesia yang
melaksanakan pemilihan Kepala Daerahnya. Walaupun hasil dari masing-masing
Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) belum diumumkan secara resmi para pasangan calon yang memperoleh suara
terbanyak, namun dari hasil perhitungan cepat (quick count) maupun perhitungan nyata secara manual (real count) di beberapa daerah sudah menunjukkan hasilnya.
Pasangan calon yang memperoleh suara
terbanyak juga sudah mendeklarasikan kemenangannya sebagai Pasangan Kepala
Daerah yang akan memimpin daerahnya lima tahun kedepan, walaupun ada daerah
yang masih akan melaksanakan pemilihan putaran kedua seperti di DKI
Jakarta.
Dari 101 pemilihan Kepala Daerah, secara umum
berjalan aman dan lancar, walaupun masih terjadi adanya pelanggaran maupun
ketidaktertiban dalam pelaksanaan Pilkada pada hari pencoblosan, seperti dibukanya
kotak suara oleh pihak yang tidak memiliki hak untuk membuka, kurangnya
sosialisasi bagi pemilih yang tidak mendapatkan surat undangan sampai pada
kurangnya pengetahuan para penyelenggara pemilihan di beberapa TPS (KPPS) dan
beberapa insiden yang terjadi di TPS pada saat hari pencoblosan.
Semua hal tersebut adalah dinamika yang
sangat mungkin terjadi walaupun pemilu langsung sudah beberapa kali terlaksana
dan pihak penyelenggara Pemilu (KPU) telah melakukan evaluasi dan antisipasi. Tidak
akan ada sesuatu yang sempurna walaupun sudah direncanakan dan diantisipasi.
Dari pelaksanaan Pilkada serentak kali ini,
ada hal yang harus kita cermati dan berikan apresiasi yang begitu tinggi
terutama kepada pihak aparat keamanan yang telah menjaga pelakasaan Pilkada serentak
berjalan dengan aman, tertib dan lancar di seluruh daerah. Eskalasi maupun atmosfir panas dalam Pilkada
serentak kali ini melebihi dari Pilkada serentak pertama pada 9 September 2015
yang lalu, namun berkat kesiapsiagaan dan antisipasi yang baik dari aparat
keamanan patut kita acungi dua jempol.
Panglima TNI maupun Kapolri tidak
henti-hentinya mensosialisasikan dan menyerukan kepada seluruh masyarakat maupun
pendukung pasangan calon untuk menciptakan suasana damai dan tidak saling
membuat suasana menjadi semakin panas. Berbagai upaya dilakukan kedua petinggi
TNI dan Polri tersebut untuk menyejukan suasana
sebelum, saat dan setelah masa kampanye. Upaya ini bukan hanya dilakukan
pada level pimpinan kedua institusi tersebut, tetapi juga dilakukan sampai ke
tingkat bawah yang ada di wilayah terkecil sekalipun.
Kita juga patut apresiasi bersama komitmen
TNI untuk bersikap netral dalam Pilkada serentak ini dan itu sudah dibuktikan
oleh seluruh prajurit TNI dimanapun. Komitmen lainnya dari TNI adalah, bahwa
TNI akan membantu pengamanan yang dilakukan oleh Polri dan siap
mem-back-up kekuatan Polri berapapun
yang dibutuhkan untuk pengamanan Pilkada serentak ini, termasuk wilayah-wilayah
rawan dan berpotensi konflik seperti di Aceh, DKI Jakarta, Banten maupun di
Papua.
Kita bersyukur bahwa antusias masyarakat
dalam Pilkada serentak kedua ini begitu besar. Hal ini menunjukan kesadaran dan
kedewasaan berdemokrasi masyarakat Indonesia semakin tinggi. Walaupun atmosfir
rivalitas dalam Pilkada ini terasa begitu panas, namun masyarakat tetap
menyikapinya dengan suasana yang teduh dan damai.
Menang dalam Pilkada bukanlah memenangkan
segala-galanya, dan kalah dalam Pilkada bukanlah akhir dari segala-galanya
pula. Sikap legowo dan ikhlas dalam menerima apapun hasil yang diperoleh adalah
suatu hal yang paling bijaksana dalam menyikapinya. Yang menang tidak lantas
jadi jumawa dan yang kalah tidak serta merta kecewa dengan melakukan tindakan
berlebihan apalagi mengerahkan massa untuk bertindak anarkis. Gunakan jalur
hukum yang berlaku untuk menyelesaikan sengketa Pilkada.
Kepada para pendukung pasangan calon,
janganlah dukungan kepada salah satu pasangan calon membuat persaudaran dan
persahabatan berubah menjadi permusuhan. Jadikanlah perbedaan pilihan sebagai
perekat kemajemukan dalam menguatkan
Kebhinekaan yang selama ini kita jaga bersama.
Kepentingan bersama dalam persatuan dan kesatuan bangsa lebih diatas segalanya untuk membangun daerah dan membangun bangsa untuk mensejaterakan rakyat. Mari kita bersama merekatkan kembali persatuan anak bangsa setelah Pilkada selesai. Hapuskan segala bentuk perselisihan, perbedaan pendapat dan marilah kita ganti dengan mengawal dan mengawasi kepemimpinan kepala daerah yang terpilih dalam membangun daerahnya untuk kesejahteraan rakyatnya sesuai program-program yang dijanjikan semasa kampanye.
Terlebih kepada masyarakat luas, mari kita bersama dengan aparat TNI-Polri dan seluruh elemen pemerintah untuk menjaga keamanan bersama agar situasi dan kondisi yang ada tetap berjalan dengan kondusif. Dengan kondusifitas keamanan yang baik, kita berharap pembangunan akan berjalan sesuai yang diharapkan kita bersama.
Warsono Hadi Sumarto
Subhanalloh